Solok, 20 Juni 2024 – Sebanyak 30 mahasiswa dari Universitas Mahaputra Muhammad Yamin (UMMY) dan seorang dosen, Yendi Putra, S.Kom, M.Kom, mengadakan kunjungan edukatif ke Stasiun Kereta Api Solok, yang merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO. Kegiatan ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara Badan Sosial dan Cagar Budaya Nasional (BSCCN) serta Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen Informatika (HMJ-MI), bertujuan untuk melihat dan mendokumentasikan sejarah perkeretaapian di Sumatera Barat sebagai bagian dari upaya melestarikan warisan budaya lokal.
Menghidupkan Sejarah Melalui Langkah Nyata
Kegiatan ini dimulai dari kampus UMMY, dengan para peserta berjalan kaki menuju Stasiun Solok, menciptakan pengalaman interaktif bagi mahasiswa untuk merasakan atmosfer bersejarah. Setibanya di lokasi, para peserta disambut oleh Kak At dan Kak Mellyafitri, dua pegiat wisata dan pelestari lingkungan dari BSCCN, yang memberikan wawasan tentang sejarah stasiun serta tujuan pelestarian warisan budaya.
Menurut Kak Mellyafitri, kolaborasi ini tidak hanya mengedukasi mahasiswa tetapi juga memupuk kesadaran mereka akan pentingnya peran mereka dalam pelestarian sejarah. “Kami ingin mahasiswa bukan hanya mengetahui sejarah tetapi juga turut serta menjaga dan menghargai peninggalan yang ada,” ujarnya. Kak At menambahkan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan semacam ini dapat menjadikan mereka generasi penerus yang peduli akan pelestarian lingkungan dan budaya.
Dokumentasi dan Kesadaran Terhadap Pelestarian Warisan Budaya
Para mahasiswa juga didorong untuk mendokumentasikan kunjungan ini melalui foto dan video sebagai arsip pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian situs-situs bersejarah. Ketua Prodi Manajemen Informatika, Yendi Putra, S.Kom, M.Kom, mengapresiasi kegiatan ini sebagai bentuk pembelajaran kontekstual yang memperkaya pengalaman mahasiswa. “Kegiatan ini membuka wawasan mahasiswa akan pentingnya menjaga sejarah sebagai bagian dari identitas budaya lokal,” ungkap Yendi.
Pentingnya Melestarikan Warisan Sejarah di Era Modern
Data dari UNESCO menunjukkan bahwa jumlah situs warisan dunia di Indonesia terus bertambah, namun juga diiringi dengan ancaman kerusakan akibat kurangnya perhatian masyarakat. Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan mahasiswa dan masyarakat semakin memahami pentingnya peran mereka dalam menjaga cagar budaya lokal.
Kunjungan ke Stasiun Kereta Api Solok ini berhasil membawa mahasiswa lebih dekat pada sejarah perkeretaapian di Sumatera Barat. Keterlibatan mereka bersama BSCCN mempertegas komitmen dalam menjaga warisan budaya agar tetap lestari. Dengan demikian, kegiatan ini juga menjadi pengingat bahwa warisan dunia adalah tanggung jawab kita bersama.
Marilah kita semua, baik akademisi, masyarakat, dan pemerintah, bersatu dalam upaya pelestarian situs bersejarah untuk memastikan kekayaan budaya ini tetap bisa dinikmati generasi mendatang.